Jumat, 12 Desember 2008

KENANGAN BANJIR

Setahun yang lalu, tepatnya tanggal 26 Desember 2007 yang juga tepat ulang tahun ke 3 Bencana Tsunami Aceh, Ponorogo banjir besar. Tak luput rumahku dan pesantrenku terkena musibah banjir juga.

Selasa, 02 Desember 2008

LOMBA 17 san

Beginilah suasana 17 san atau peringatan 17 agustus tahun 2007 di RT ku. Balitapun ikut lomba lari sambil bawa kelereng. Anakku Atana juga ikut, lucu ya, yang dewasa jadi supporter, tapi malah mengganggu larinya anak-anak:

Minggu, 30 November 2008

Komputer

Anakku MA'WA nagata ahyana biasa dipanggil Atana utawa Wawa, lair tgl 25-12-2004 Bencana Tsunami Aceh kurang sedino. Umur 2 th lagi dolanan komputer

Rabu, 26 November 2008

BASMALAH DALAM SURAT AL-FATIHAH


Membaca Al Fatihah merupakan rukun shalat, dan basmalah adalah salah satu ayat dari surat Al Fatihah. Karena itu menurut madzhab Syafi’iy, shalat tidak sah tanpa membaca basmalah. Dan Al Fatihah itu dibaca ketika berdiri pada setiap rakaat.
Pendapat ini berdasarkan pada:
1. Sabda Rasulullah SAW :
لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لاَ يَقْرَأُ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ ( متفق عليه ) [1]
Artinya: ”Tidak sah shalatnya orang yang tidak membaca surat Al Fatihah”
2. Hadits riwayat Imam Bukhari sebagaimana dijelaskan Syaikh As Syarbini:
وَالْبَسْمَلَةُ آيَةٌ مِنْهَا اَيْ الْفَاتِحَةِ لِمَا رُوِيَ أَنََّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَدَّ الفَاتِحَةَ سَبْعَ آيََاتٍ وَعَدَّ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ آيَةً مِنْهَا [2]
Artinya: ” Basmalah salah satu ayat dari Al Fatihah karena diriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW menghitung ayat surat Al Fatihah ada tujuh ayat, dan Rasulullah SAW menghitung bismillahirrahmanirrahim termasuk salah satu ayatnya”
3. Hadits riwayat Ad Daruquthni dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ, قَالَ رَسُوْلَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِذَا قَرَأْتُمْ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ فَاقْرَؤُوا بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اِنَّهَا أُمُّ الْكِتَابِ وَالسَّبْعُ الْمَثَانِى بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ إِحْدَى آيَا تِهَا [3]
Artinya: ”Jika kamu membaca surah Al hamdulillah ( Al Fatihah), maka bacalah bismillahirrahmanirrahim. Sesungguhnya surah al Fatihah itu ummul kitab dan as Sab’ul Matsani ( tujuh ayat yang diulang-ulang ) dan bismillahirrahmanirrahim salah satu ayatnya”
Karena merupakan bagian dari surat Al Fatihah, maka basmalah juga disunnahkan dibaca jahr ketika membaca Al Fatihah dalam shalat jahriyah (shalat yang disunnahkan untuk mengeraskan suara).
Hal ini seperti dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir bahwa Imam Abu Dawud dan Imam At-Tirmidzi meriwayatkan sebagai berikut :
عَنِ بْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَفْتَحُ الصَّلاَةَ بِبِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ [4]
Artinya : Dari Ibnu Abbas, sesungguhnya Rasulullah SAW memulai shalat dengan membaca bismillahir rahmanir rahim
Imam Al-Hakim dalam kitab Mustadrak meriwayatkan hadits :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْهَرُ بِبِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ ثُمَّ قَالَ صَحِيْحٌ [5]
Artinya : Dari Ibnu Abbas, beliau berkata : Rasululllah SAW mengeraskan bacaan Bismillahir rahmanir rahim. Kemudian Imam Hakim mengatakan bahwa hadits ini Shahih.
Dalam Shahih Bukhari disebutkan :
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ اَنَّهُ سُئِلَ عَنْ قِرَاءَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلََّمَ، فَقَالَ كَانَتْ قِرَاءَتُهُ مَدًّا ثُمَّ قَرَأَ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ يَمُدُّ بِسْمِ اللهِ وَيَمُدُّ الرَّحْمَنِ وَيَمُدُّ الرَّحِيْمِ [6]
Artinya: ”Dari Anas bin Malik, dia ditanya tentang bacaan Nabi SAW. Beliau menjawab bahwa bacaan Nabi SAW panjang kemudian membaca bismillahir rahmanir rahim dengan memanjangkan bismillah, memanjangkan ar-rahman dan memanjangkan ar-rahim”.

KESIMPULAN :
Basmalah (بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ) adalah ayat pertama dari surah Al-Fatihah dan dibaca keras dalam shalat jahriyah.
[1] Al Bukhari: hadits no. 743, Muslim : hadits no. 399, Abu Dawud: hadits no. 782, At tirmidzi: hadits no. 246, An Nasa’i : juz 2 hal 133, Ibnu Majah: hadits no. 813
[2] Asy Syaikh Syamsuddin Muhammad bin Muhammad Al Khathib Asy Syarbiniy, Mughni Al Muhtaj Ila Ma’rifati Alfazhi al Minhaj, juz 1, ( Beirut: Dar al Kutub al Ilmiyah, 1971 ), hal 228
[3] Ibid.
[4] As-Syekh Ibnu Katis, Tafsir Ibnu Katsir, (Beirut : Dar Elfikr, tt.), hal.
[5] Ibid
[6] Imam Al-Bukhary, Shahih Bukhari, CD, Hadits no. 4658

Senin, 24 November 2008

KISAH NABI ADAM AS

Setelah Allah s.w.t.menciptakan bumi dengan gunung-gunungnya,laut-lautannya dan tumbuh-tumbuhannya,menciptakan langit dengan mataharinya,bulan dan bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yangdiciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah s.w.t. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya,mengelola kekayaan yang terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya.

Kekhuatiran Para Malaikat.

Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itu,mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu,disebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari.Berkata mereka kepada Allah s.w.t.:"Wahai Tuhan kami!Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami,padahal kami selalu bertasbih,bertahmid,melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinya,sedang makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu,nescaya akan bertengkar satu dengan lain,akan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yang terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya,sehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu."

Allah berfirman,menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu:
"Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepada nya,bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah,karena Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya."
Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat,kering dan lumpur hitam yang berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna

.

Iblis Membangkang.

Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yang lain,yang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh di atasnya serta yang terpendam di dalamnya.Iblis merasa dirinya lebih mulia,lebih utama dan lebih agung dari Adam,karena ia diciptakan dari unsur api,sedang Adam dari tanah dan lumpur.Kebanggaannya dengan asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain,walaupun diperintah oleh Allah.

Tuhan bertanya kepada Iblis:"Apakah yang mencegahmu sujud menghormati sesuatu yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?"
Iblis menjawab:"Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia.Engkau ciptakan aku dari api dan menciptakannya dari lumpur."
Karena kesombongan,kecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yang diperintahkan,maka Allah menghukum Iblis dengan mengusir dari syurga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pd.dirinya hingga hari kiamat.Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka.

Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di hari kiamat.Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari kebangkitan,tidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu,bahkan sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adam,sebagai sebab terusirnya dia dari syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikat,dan akan mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk memujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan bersamanya menempuh jalan yang sesat,mengajak mereka melakukan maksiat dan hal-hal yang terlarang,menggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal soleh.

Kemudian Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu:
"Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yang semuanya akan menjadi isi neraka Jahanam dan bahan bakar neraka.Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yang telah beriman kepada Ku dengan sepenuh hatinya dan memiliki aqidah yang mantap yang tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah."

Pengetahuan Adam Tentang Nama-Nama Benda.
Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa bumi,maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta,kemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya:"Cubalah sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itu,jika kamu benar merasa lebih mengetahui dan lebih mengerti dari Adam."
Para malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka.Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dengan berkata:"Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajakan kepada kami.Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana."

Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama itu kepada para malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adam,berfirmanlah Allah kepada mereka:"Bukankah Aku telah katakan padamu bahawa Aku mengetahui rahsia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan."

Adam Menghuni Syurga.

Adam diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya dan menjadi teman hidupnya,menghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi keperluan fitrahnya untuk mengembangkan keturunan. Menurut cerita para ulamat Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang disebelah kiri diwaktu ia masih tidur sehingga ketika ia terjaga,ia melihat Hawa sudah berada di sampingnya.ia ditanya oleh malaikat:"Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yang berada di sampingmu itu?"

Berkatalah Adam:"Seorang perempuan."Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Allah kepadanya."Siapa namanya?"tanya malaikat lagi."Hawa",jawab Adam."Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?",tanya malaikat lagi.
Adam menjawab:"Untuk mendampingiku,memberi kebahagian bagiku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dengan kehendak Allah."

Allah berpesan kepada Adam:"Tinggallah engkau bersama isterimu di syurga,rasakanlah kenikmatan yang berlimpah-limpah didalamnya,rasailah dan makanlah buah-buahan yang lazat yang terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan sekehendak nasfumu.Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapar,dahaga ataupun letih selama kamu berada di dalamnya.Akan tetapi Aku ingatkan janganlah makan buah dari pohon ini yang akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim.Ketahuilah bahawa Iblis itu adalah musuhmu dan musuh isterimu,ia akan berusaha membujuk kamu dan menyeret kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yang kamu sedang nikmat ini."

Iblis Mulai Beraksi.

Sesuai dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh allah dari Syurga akibat pembangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan dengki terhadap Adam yang menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat selama-lamanya tersingkir dari singgahsana kebesarannya.Iblis mulai menunjukkan rancangan penyesatannya kepada Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di syurga yang tenteram, damai dan bahagia.

Ia menyatakan kepada mereka bahawa ia adalah kawan mereka dan ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka.Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis untuk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa bahawa ia betul-betul jujur dalam nasihat dan petunjuknya kepada mereka.Ia membisikan kepada mereka bahwa.larangan Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yang ditunjuk itu adalah karena dengan memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal.Diulang-ulangilah bujukannya dengan menunjukkan akan harumnya bau pohon yang dilarang indah bentuk buahnya dan lazat rasanya.Sehingga pada akhirnya termakanlah bujukan yang halus itu oleh Adam dan Hawa dan dilanggarlah larangan Tuhan.

Allah mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yang bermaksud: "Tidakkah Aku mencegah kamu mendekati pohon itu dan memakan dari buahnya dan tidakkah Aku telah ingatkan kamu bahawa syaitan itu adalah musuhmu yang nyata."
Adam dan Hawa mendengar firman Allah itu sedarlah ia bahawa mereka telah terlanggar perintah Allah dan bahawa mereka telah melakukan suatu kesalahan dan dosa besar.Seraya menyesal berkatalah mereka:"Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu karena terkena bujukan Iblis.Ampunilah dosa kami karena nescaya kami akan tergolong orang-orang yang rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami."

Adam dan Hawa Diturunkan Ke Bumi.

Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yang mereka telah lakukan hal mana telah melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan tentang Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa bujukan dan rayuannya yang manis namun berancun itu.

Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan berusaha agar pelanggaran yang telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Tuhan itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan bujukan Iblis yang terlaknat itu.Harapan untuk tinggal terus di syurga yang telah pudar karena perbuatan pelanggaran perintah Allah,hidup kembali dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa yang merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di syurga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahawa redha Allah serta rahmatnya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya.Akan tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak terlintas dalam hati dan tidak terfikirkan oleh mereka. Allah s.w.t.yang telah menentukan dalam takdir-nya bahawa bumi yang penuh dengan kekayaan untuk dikelolanya,akan dikuasai kepada manusia keturunan Adam memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi sebagai benih pertama dari hamba-hambanya yang bernama manusia itu.Berfirmanlah Allah kepada mereka:"Turunlah kamu ke bumi sebagian daripada kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup disan sampai waktu yang telah ditentukan."

Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan hidup di syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali.Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeda-beda warna kulit dan kecerdasan otaknya.Umat manusia yang akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yang satu menjadi musuh yang lain saling bunuh-membunuh aniaya-menganianya dan tindas-menindas sehingga dari waktu ke waktu Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama manusia jalan yang menuju kepada redha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.

Kisah Adam dalam Al-Quran.
Al_Quran menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al_Baqarah ayat 30 sehingga ayat 38 dan surah Al_A'raaf ayat 11 sehingga 25


Pengajaran Yang Terdapat Dari Kisah Adam.

Bahawasanya hikmah yang terkandung dalam perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan dalam apa yang diciptakannya kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oelh otak manusia bahkan oleh makhluk-Nya yang terdekat sebagaimana telah dialami oleh para malaikat tatkala diberitahu bahawa Allah akan menciptakan manusia - keturunan Adam untuk menjadi khalifah-Nya di bumi sehingga mereka seakan-akan berkeberatan dan bertanya-tanya mengapa dan untuk apa Allah menciptakan jenis makhluk lain daripada mereka yang sudah patuh rajin beribadat, bertasbih, bertahmid dan mengagungkan nama-Nya.

Bahawasanya manusia walaupun ia telah dikurniakan kecergasan berfikir dan kekuatan fizikal dan mental ia tetap mempunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat lalai, lupa dan khilaf.Hal mana telah terjadi pada diri Nabi Adam yang walaupun ia telah menjadi manusia yang sempurna dan dikurniakan kedudukan yang istimewa di syurga ia tetap tidak terhindar dari sifat-sifat manusia yang lemah itu.Ia telah lupa dan melalaikan peringatan Allah kepadanya tentang pohon terlarang dan tentang Iblis yang menjadi musuhnya dan musuh seluruh keturunannya, sehingga terperangkap ke dalam tipu daya dan terjadilah pelanggaran pertama yang dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah.

Bahawasanya seseorang yang telah terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidaklah ia sepatutnya berputus asa dari rahmat dan ampunan Tuhan asalkan ia sedar akan kesalahannya dan bertaubat tidak akan melakukannya kembali.Rahmat allah dan maghfirah-Nya dpt mencakup segala dosa yang diperbuat oleh hamba-Nya kecuali syirik bagaimana pun besar dosa itu asalkan diikuti dengan kesedaran bertaubat dan pengakuan kesalahan.
Sifat sombong dan congkak selalu membawa akibat kerugian dan kebinasaan.Lihatlah Iblis yang turun dari singgahsananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorang malaikat dan diusir oleh Allah dari syurga dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat kepada dirinya hingga hari Kiamat karena kesombongannya dan kebanggaaannya dengan asal-usulnya sehingga ia menganggap dan memandang rendah kepada Nabi Adam dan menolak untuk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan oleh Allah s.w.t.

Kamis, 23 Oktober 2008

KHUTBAH JUM'AT

MENDIDIK ANAK DENGAN BAIK DAN BENAR
Achmad Ma’ruf Asrori@Aula
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّوْرَ ثُمَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ. أحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى مَا أوْلاَهُ مِنْ عَظِيْمِ إنْعَامِهِ. وَمَا اخْتَصَّنَا بِهِ مِنْ مَعْرِفَتِهِ وَإكْرَامِهِ. وَهَدَانَ لِتَوْحِيْدِهِ وإسْلاَمِ الْوَجْهِ لَهُ وَقَدْ ضَلَّ عَنْ ذَلِكَ الْأكْثَرُوْنَ. أَشْهَدُ أنْ لاإلهَ إلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَسُبْحَانَ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْمَأْمُوْنُأللّهُمَّ صَلِّي عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ بِسُنَّتِهِ مُتَمَسِّكُوْنَ. وَسَلِّمْ تَسْلَيْمًا كَثِيْرًاأمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ أَجَلَّ الْأمَانَاتِ وَأكْبَرَهَا مَا عِنْدَكُمْ مِنَ الْأوْلاَدِ واْلأحْفَادِ. فَإيَّاكُمْ عَنْهَا مَسْئُوْلُوْنَ. وَحَسِّنُوْا تَرْبِيَتَهُمْ وَهَذِّبُوْا أخْلَاقَهُمْ وَعَلِّمُوْا بِمَا يَنْفَعُوْنَ بِهِ فِيْ دِيْنِهِمْ وَدُنْيَاهُمْ وَآخِرَتِهِمْ
Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,Pada kesempatan khutbah ini saya mengajak hadirin sekalian –pada umumnya– dan terutama pada diri saya sendiri –khususnya– untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT dan terus menerus berusaha meningkatkan ketakwaan itu dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, serta mensyukuri semua kenikmatan dan karunia yang diberikan kepada kita dengan menggunakan dan menyalurkannya pada jalan yang diridhai oleh-Nya. Dengan demikian, semoga kita senantiasa mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Amin.Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,Pada khutbah kali ini khotib akan membahas bagaimana mendidik putra-putri dengan baik dan benar sesusi dengan tuntunan agama Islam.Anak merupakan amanah dari Allah SWT yang harus mendapatkan perhatian dari orang tuanya secara serius, terutama dalam hal pendidikan mereka, agar kelak menjadi anak shaleh dan shalehah.Marilah kita tanamkan nilai-nilai agama dan budi pekerti yang luhur sedini mungkin agar mereka menjadi generasi yang berkualitas dan berakhlak mulia yang sanggup mengatasi tantangan kehidupan dizamannya, karena mereka akan hidup disuatu zaman yang berbeda dengan zaman kita.Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,Saat ini kita perlu merasa perihatin dengan munculnya beberapa kasus yang menimpa generasi muda ditanah air kita, di mana pada usia yang masih belia, bahkan masih dalam kategori anak-anak, telah terjadi perilaku-perilaku yang tidak lagi bisa dikatagorikan sebagai bentuk “kenakalan” pada umumnya, melainkan sudah menjerumus pada prilaku kriminal. Padahal kita tahu bahwa mereka adalah generasi yang akan meneruskan perjuangan kita; generasi yang akan menjadi bagian dari potret tanah air Indonesia di massa yang datang.Realitas ini harus kita sikapi secara serius , karena jika tidak , maka kiranya bukanlah suatu hal yang mustahil kasus-kasus seperti itu akan menjalar dan menjangkit mengenai lingkungan kita.Marilah kita kembali kepada konsep ajaran agama Islam yang memandang anak sebagai amanah atau titipan Allah yang harus dijaga dan diperhatikan dengan sungguh-sungguh, khususnya dalam hal pendidikan dan juga mengenai hal yang lainnya. Memang di zaman sekarang tantangan yang dihadapi begitu besar dan berat, mendidik anak ibarat menggiring domba ditengah kawanan serigala, sedikit lengah , habislah domba itu di mangsanya.Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,Dalam usia-usia dimana mereka belum stabil dan belum pula memiliki ketahanan, mereka masih dalam proses mencari bentuk dan sangat mudah terpengaruh oleh teman-teman dan lingkunagannya, mereka akan mencari alternatif yang mereka jumpai di sekitarnya yang seringkali mengesampingkan pertimbangan moral. Maka kita harus hati-hati dalam menawarkan figure-figur yang akan menjadi pilihan mereka.Sebagai orang tua atau kakak atau senior, kita harus benar-benar mampu memeberikan alternatif terbaik, agar kepribadian yang mereka miliki juga baik. Dan harus disadari benar bahwa dalam hal ini orang tua memiliki peranan yang tidak saja besar, tetapi juga menentukan. Rasulullah SAW dalam sebuah hadis menjelaskan bahwa setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah atau suci, adapun ia akan menjadi Yahudi atau Nasrani tergantung orang tuanya dalam mendidik dan mempengaruhinya.Dalam kaitannya dengan pendidikan anak-anak atau putra-putri Islam, para ulama menyatakan bahwa kewajiban pertama kali bagi setaip orang tua adalah menanamkan akidah dan tauhid. Maka langkah pertama kali bagi orang tua yang merupakan kewajibannya sebagai adalah menegenalkan mereka kepada Allah SWT, sebagai Tuhannya, serta mengajarkan mereka tentang nilai-nilai ketuhanan.Dalam hal ini, tidak selalu harus ditempuh dengan memberikan pelajaran formal dalam forum khusus atau tertentu, namun bisa memesukkannya ke dalam bentuk budaya dan prilaku sehari-hari. Sebagai contoh adalah dengan mengajarkan bacaan basmalah dan hamdalah serta doa-doa ringan sebelum dan sesudah mengerjakan sesuatu yang baik dalam aktivitas kesehariannya, dan kita pun mencontohkannya.Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,Di samping nilai-nilai ketuhanan seperti disebutkan diatas, juga pendidikan yang harus sejak dini di tanamkan kepada anak adalah kesadaran akan kewajiban kepada Allah Swt. Rasulullah SAW bersabda:
مُرُوْا أوْلَادَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أبْنَاءُ سَبْعِِ سِنِيْنَ وَأضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ. رواه الحاكم
Artinya: “Suruhlah anak-anakmu untuk mengerjakan shalat jika mereka sudah berusia tujuh tahun. Dan jiak mereka sudah berusia sepuluh tahun, maka pukullah (dengan pukulan yang tidak membahayakn) jika tidak mau melaksanakannya. Kemudian pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR al-Hakim)Memeperhatikan hadits tersebut di atas jelaslah bagi kiat tentang tanggung jawab orang tua terhadap anaknya mengenai kewajiban-kewajibannya. Ketika anak-anak telah mencapai usia tujuh tahun, di mana anak-anak sudah memasuki usia tamyiz, orang tua sudah harus memerintahkannya, melaksanakan kewajiban kepada Tuhannya, yaitu shalat. Berarti pula bahwa sebelum menginjak usia tersebut kita dituntut untuk mengajarkan segala hal yang bertalian cenagn kewajiaban shalat, separti tata cara berwudlu, mengenai najis dan hadats, dan lain sebagainya.Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,Hal yang tak kalah pentingnya dalam pendidikan anak, adalah keteladanan yang baik dari orang tua dan lingkungan sekitarnya, mengingat kondisi anak-anak yang cenderung ingin meniru setiap perilaku yang terlihat di dalam lingkungannya. Sementara ia belum mengerti tentang baik dan buruk, belum memahami bahaya yang akan menjerumuskan ke dalam jurang kenistaan. Maka perhatian orang tua, sebagai orang yang paling dekat dengan anak-anak haruslah selalu memperhatikan aspek etika dan moral agama.Pada prinsipnya ada beberapa hal yang menjadi hak anak, yang menjadi kewajiban bagi orang tua:Pertama, orang tua berkewajiban memberi nama anaknya dengan nama yang baik dan terpuji. Seperti, Muhammad, ahmad, dan nama-nama lain yang bermakna baik.Kedua, menanamkan akidah dan akhlak kepada putra-putrinya.Ketiga, mengajarkan kecintaan pada Al-Qur’an sebagai kitab suci yang menjadi pegangan hidup bagi orang yang beriman.Keempat, jika putra-putri itu telah dewasa dan telah berkemampuan, maka kewajiban berikutnya sebagai orang tua adalah menikahkannya dengan pasangan yang beriman dan berbudi pekerti yang baik.Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,Memperhatikan sekilas gambaran diatas, sebagai orang tua, kita harus sadar bahwa betapa besar tanggung jawab kita dalam mengemban aamanh yang berupaanak tersebut. Maka sangat disayangkan jika terjadi salah asuh, sehingga tumbuh menjadi generasi yang bukan lagi harapan, namun malah menjadi beban.Penting juga diperhatikan bahwa mendidik anak jangan sampai hanya terbatas mengisi otaknya, tetapi jiwanya harus diisi dengan nilai-nilai spiritual religius, sehingga kelak disamping intelek juga alim dan berbudi luhur.Sangat disesalkan adanya sementara orang tua yang memiliki perhatian besar tentang kepandaian, kecerdasan dan keterampilan anaknya, namun tidak memiliki perhatian yang memadai tentang kondisi jiwanya serta pendidikan rohaniyahnya. Terlebih lagi dengan orang tua yang tidak memiliki perhatian terhadap pendidikan, membiarkannya tanpa pengarahan atau bahkan hanya menjejalinya denagn materi tanpa kasih sayang dan jiwanya tidak diisi dengan niali-nilai rohani keagamaan.Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,Ketika kita juga memperhatikan lingkungan disekitar kita ini, sebagian besar anak-anak yang bermasalah bahkan sampai membuat kewalahan orang tuanya adalah anak-anak yang jiwanya tidak tersentuh dan tidak terisi oleh moral keagamaan yang memadai. Sebaliknya, anak-anak yang mendapatkan pendidikan moral dan rohani yang cukup di samping.intelgensianya, akan tumbuh menjadi generasi yang berkualitasdan bermoral dalam setiap aktivitas kehidupannya.Dalam kapasitas kita sebagai orang tua sudah seharusnya memperhatikan pendidikan anak-anak kita, dan pendidikan yang diterima anak dari orang tualah yang akan menjadi dasar dari pembinaan kepribadian anak. Dengan kata lain, orang tua jangan sampai membiarkan pertumbuhan anak berjalan tanpa bimbingan, atau diserahkan pada guru sekolah saja atau pembantu rumah tangga. Inilah kekeliruan yang banyak terjadi dalam realitas kehidupan kita.Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,Hal yang tidak boleh kita lupakan adalah jangan sampai kita meninggalkan generasi yang lemah dibalakang kita, dalam hal ini perhatikan firman Allah Swt. Berikut ini.
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُواْ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافاً خَافُواْ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللّهَ وَلْيَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً
Artinya: “Dan hendaklah takit kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapakan perkataan yang benar.” (QS an-Nisa`: 9)Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,Khotbah ini marilah kita akhiri dengan merenungkan betapa pentingnya anak-anak yang shaleh bagi kehidupan kita, terutama setelah kita menghadap kehadirat Allah Rabbul ‘izzati. Sebagai yang tertuang dala sabda Rasulullah SAW:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قاَلَ: اِذَامَاتَ اْلاِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ اِلاَّ مَنْ ثَلاَثٍ اِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ اَوْوَلَدٍ صَاِلحٍ يَدْعُوْلَهُ. رواه مسلم
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW Bersabda: “Ketika anak adam meninggal, maka terputuslah pahala amalnya kecuali tiga hal, yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakan kepadanya.” (HR Muslim).Semoga Allah menganugerahi kita keturunan dan generasi yang shaleh dan shalehah, serta menganugerahakn rahmat dan petunjukNya kepada kita untuk dapat mencapai kedamaian, dan kebahagiaan hidup baik didunia maupun di akhirat. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَِّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
« Kembali ke arsip Khotbah Print

Senin, 23 Juni 2008

BID'AH

FASAL TENTANG BID’AH
Perbuatan Baru yang Dilakukan Sahabat pada Zaman Nabi SAW
10/06/2008

Ada beberapa kebiasan yang dilakukan para sahabat berdasarkan ijtihad mereka sendiri, dan kebiasaan itu mendapat sambutan baik dari Rasulullah SAW. Bahkan pelakunya diberi kabar gembira akan masuk surga, mendapatkan rida Allah, diangkat derajatnya oleh Allah, atau dibukakan pintu-pintu langit untuknya.

Misalnya, sebagaimana digambarkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim, perbuatan sahabat Bilal yang selalu melakukan shalat dua rakaat setelah bersuci. Perbuatan ini disetujui oleh Rasulullah SAW dan pelakunya diberi kabar gembira sebagai orang-­orang yang lebih dahulu masuk surga.

Contoh lain adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tentang sahabat Khubaib yang melakukan shalat dua rakaat sebelum beliau dihukum mati oleh kaum kafir Quraisy. Kemudian tradisi ini disetujui oleh Rasulullah SAW setahun setelah meninggalnya.

Selain itu, sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Rifa'ah ibn Rafi' bahwa seorang sahabat berkata: "Rabbana lakal hamdu" (Wahai Tuhanku, untuk-Mu segala puja-puji), setelah bangkit dari ruku' dan berkata "Sami'allahu liman hamidah" (Semoga Allah mendengar siapapun yang memuji­Nya). Maka sahabat tersebut diberi kabar gembira oleh Rasulullah SAW.

Demikian juga, sebuah hadis yang diriwayatkan dalam Mushannaf Abdur Razaq dan Imam An-Nasa'i dari Ibn Umar bahwa seorang sahabat memasuki masjid di saat ada shalat jamaah. Ketika dia bergabung ke dalam shaf orang yang shalat, sahabat itu berkata: "Allahu Akbar kabira wal hamdulillah katsira wa subhanallahi bukratan wa ashilan" (Allah Mahabesar sebesar-besarnya, dan segala puji hanya bagi Allah sebanyak-banyaknya, dan Mahasuci Allah di waktu pagi dan petang). Maka Rasulullah SAW memberikan kabar gembira kepada sahabat tersebut bahwa pintu­pintu langit telah dibukakan untuknya.

Hadis lain yang diriwayatkan oleh At- Tirmidzi bahwa Rifa'ah ibn Rafi' bersin saat shalat, kemudian berkata: "Alhamdulillahi katsiran thayyiban mubarakan 'alayhi kama yuhibbu rabbuna wa yardha" (Segala puji bagi Allah, sebagaimana yang disenangi dan diridai-Nya). Mendengar hal itu, Rasulullah SAW bersabda: "Ada lebih dari tiga puluh malaikat berlomba-lomba, siapa di antara mereka yang beruntung ditu­gaskan untuk mengangkat perkataannya itu ke langit."

Demikian juga hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam An-Nasa'i dari beberapa sahabat yang duduk berzikir kepada Allah. Mereka mengungkapkan puji-pujian sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah karena diberi hidayah masuk Islam, sebagaimana mereka dianugerahi nikmat yang sangat besar berupa kebersamaan dengan Rasulullah SAW. Melihat tindakan mereka, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Jibril telah memberitahuku bahwa Allah sekarang sedang berbangga-bangga dengan mereka di hadapan para malaikat."

Dari tindakan Rasulullah SAW yang menerima perbuatan para sahabat tersebut, kita bisa menarik banyak pelajaran sebagai berikut:

1. Rasulullah SAW tidak akan menolak tindakan yang dibenarkan syariat selama para pelakunya berbuat sesuai dengan pranata so sial yang berlaku dan membawa manfaat umum. Dengan demikian, perbuatan tersebut bisa dianggap sebagai bentuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Swt yang bisa dilakukan kapan saja, baik di malam maupun siang. Perbuatan ini tidak bisa disebut sebagai perbuatan yang makruh, apalagi bid'ah yang sesat.

2. Orang Islam tidak dipersoalkan karena perbuatan ibadah yang bersifat mutlak, yang tidak ditentukan waktunya dan tempatnya oleh syariat. Terbukti bahwa Rasulu1lah SAW telah membolehkan Bilal untuk melakukan shalat setiap selesai bersuci, sebagaimana menerlma perbuatan Khubaib yang shalat dua rakaat sebelum menjalani hukuman mati di tangan kaum kafir Quraisy.

3. Tindakan Nabi SAW yang membolehkan bacaan doa-doa waktu shalat, dan redaksinya dibuat sendiri oleh para shahabat, atau juga tindakan beliau yang membolehkan dikhususkannya bacaan surat-surat tertentu yang tidak secara rutin dibaca oleh beliau pada waktu shalat, tahajjud, juga doa-­doa tambahan lain. Itu menunjukkan bahwa semua perbuatan tersebut bukanlah bid'ah menurut syariat. Juga tidak bisa disebut sebagai bid'ah jika ada yang berdoa pada waktu-waktu yang mustajabah, seperti setelah shalat lima waktu, setelah adzan, setelah merapatkan barisan (dalam perang), saat turunnya hujan, dan waktu-waktu mustajabah lainnya. Begitu juga doa-doa dan puji­-pujian yang disusun oleh para ulama dan orang­ orang shalih tidak. bisa disebut sebagai bid'ah. Begitu juga zikir-zikir yang kemudian dibaca secara rutin selama isinya masih bisa dibenarkan oleh syariat.

4. Dari persetujuan Nabi SAW terhadap tindakan beberapa sahabat yang berkumpul di masjid untuk berzikir dan menyukuri nikmat dan kebaikan Al­lah Swt serta untuk membaca Al-Qur'an, dapat disimpulkan bahwa tindakan mereka mendapatkan legitimasi syariat, baik yang dilakukan dengan suara pelan ataupun dengan suara keras tanpa ada perubahan makna dan gangguan. Dan selama tindakan tersebut bersesuaian dengan kebutuhan umum dan tidak ada larangan syariat yang ditegaskan terhadapnya, maka perbuatan tersebut termasuk bentuk mendekatkan diri kepada Allah, dan bukan termasuk bid'ah menurut syariat.

Dr. Oemar Abdallah Kemel
Ulama Mesir kelahiran Makkah al-Mukarromah
(Dari karyanya "Kalimatun Hadi’ah fil Bid’ah" yang diterjemahkan oleh PP Lakpesdam NU dengan "Kenapa Takut Bid’ah?")

« Kembali ke arsip Ubudiyyah | Print

Sabtu, 19 April 2008

GUBERNUR PEREMPUAN, GAK MASALAH

PILGUB JATIM
Gus Sholah Tak Mempersoalkan Pemimpin Perempuan
Sabtu, 19 April 2008 07:32

Jombang, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah), mengaku tak mempersoalkan keberadaan pemimpin perempuan. Menurutnya, dalam undang-undang atau hukum tata negara yang berlaku di Indonesia, tidak terdapat klausul khusus yang melarang perempuan untuk jadi pemimpin.

Karena itu, adik kandung mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut, meminta kepada masyarakat agar tak berlebihan menyikapi adanya pro dan kontra jika ada perempuan yang ingin menjadi pemimpin. Termasuk menjadi presiden, menteri, gubernur, bupati atau walikota.

Gus Sholah mengatakan hal itu usai menemani Calon Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, berziarah ke makam Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy’ari (Pendiri Nahdlatul Ulama – NU) di Jombang, Jumat (18/4) kemarin.

Mantan ketua Pengurus Besar NU itu pun tak mempermasalahkan Khofifah yang diusung Koalisi Jatim Bangkit maju dalam Pemilihan Gubernur Jatim pada Juli mendatang. “Kalau saya sendiri, tidak ada masalah,” pungkasnya.

Namun demikian, ia menyarankan agar Khofifah lebih banyak bersilaturrahim kepada para ulama dan kiai NU. Pasalnya, beberapa kiai NU tak setuju atas keberadaan perempuan yang menjadi pemimpin. “Tujuannya untuk menjelaskan permasalahan kepimpinan perempuan,” tandasnya.

“Kepada warga NU, tidak perlu ribu-ribut, karena ini bukan masalah agama. Ini masalah kepentingan. Jadi, gunakan hak pilih,” pinta mantan calon wakil presiden yang berpasangan dengan Wiranto pada Pemilihan Presiden 2004 silam itu.

Ia yakin, Jatim di masa mendatang akan dipimpin seorang yang merupakan kader NU terbaik. Alasannya, jumlah warga NU di Jatim sangat besar. “Yang paling bagus adalah gubernurnya berasal dari kalangan NU. Dan, Khofifah layak jadi orang nomor satu, tinggal sekarang bagaimana dia mampu menjawab keraguan warga Nahdlyin,” ujarnya

Minggu, 02 Maret 2008

APA ARTI SEBUAH NAMA


Mohon maaf ada sedikit kekurangan pada posting saya., yaitu arti sebuah nama. Orang tua saya memberi nama tentunya punya maksud dan tujuan, hal ini memang anjuran agama, agar para orang tua memberikan nama yang baik kepada anaknya, karena nama bisa menjadi harapan dan doa. Nama yang baik menurut Rasulullah adalah Abdullah, Abdurrohman, Abdurrohim dan nama yang diambilkan dari asmaul husna (99 nama Allah) yang didahului dengan kata Abdu. Seperti Abdul Kholiq, Abdul Malik, Abdur Razaq dll. Kemudian nama yang dimulai dengan Muhammad atau Ahmad dan nama yang mempunyai arti baik. Seperti Suja' (Pemberani) Nashir (penolong) Murtaji (orang yang mengharap ridlo Allah) dll. Sedang untuk perempuan yaitu nama-nama yang berkonotasi baik. Terutama nama yang diambilkan dari nama putri Rasulullah atau istri Rasulullah.
Nah, sehubungan dengan hal tersebut, ayah saya (Kyai Muhammad Marzuqi) memberi saya nama Muhammad Muslih. Kata Muhammad diambilkan dari nama Nabi kita, dan muslih berarti orang yang memperbaiki akhlak manusia disamping juga kata muslih juga merupakan salah satu nama panggilan Nabi Muhammad. Ini berarti ayah saya berharap agar saya menjadi orang yang memperbaiki manusia artinya memberikan nasehat, mengajar dsb. Dan insya'allah harapan orang tua terkabul, karena saya tiap harinya bergelut dengan dunia pendidikan. Sedang kata "albaroni" dibelakang adalah menunjukkan arti bahwa saya berasal dari daerah BARON. Terpatnya asal saya adalah Ponpes AL-FALAH Sambirobyong Baron Kertosono NGANJUK Jatim tempat orang tua saya mengasuh pesantren.

Sabtu, 01 Maret 2008

Arti Sebuah Nama


Salam silaturrahim, salam sejahtera semoga rahmat dan hidayah Allah selalu menyertai kita sehari-hari. Amin.
Salam perkenalan, silahkan menyampaikan problem masalah agama (Islam tentunya) anda kepada kami, insya'allah kami akan menjawab dengan semampu kami.
Nama saya ketika baru dilahirkan adalah Muhammad Muslih ini adalah pemberian dari orang tuaku, Kyai Muhammad Marzuqi bin KH. Khusnindar bin Hasan Ali dan seterusnya sampai kepada KH. Hasan Besari Tegalsari Ponorogo. dari jalur ibu saya adalah bin Siti Maryam binti KH. Ali Murtadlo Banjarsari Minggiran Kediri.
Setelah menamatkan sekolah ditingkat PGA saya melanjutkan pendidikan di Pesantren Agung LIRBOYO Kediri dan baru pulang ketika dijodohkan oleh Kiai saya (KH. M. Anwar Manshur) dengan santri putri beliau dari Ponorogo yaitu Siti Roudlotun Nikmah, M.Pd.I putri dari KH. Qomaruddin Mufti Ponpes Hudatul Muna Jenes Ponorogo (1995).
Sejak saat itulah saya mukim di Ponorogo kota reyog meneruskan mengasuh pesantren peninggalan mertua yang wafat pada tahun 1989 (20 Pebruai).
Inilah anak-anak saya 1. Muhammad Nabil Muslih (1997), 2.Fiya Muktama Nabila Muslih (2000), 3. Ma'wa Nagata Ahyana Muslih (2004)